Skip to main content

Minggu 11 - Part 1 - Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup


πŸ‘ Grow and Grow in:
1.Memahami pernyataan YesusAkulah Jalan, Kebenaran dan Hidup
2.Memahami bahwa Yesus adalah kebenaran dan  satu-satunya jalan keselamatan bagi setiap orang percaya menujui surga.
3.Meyakini  bahwa di dalam Yesus ada jaminan keselamatan dan pengharapan akan hidup yang kekal di surga.


πŸ“– Fokus Alkitab:


Yoh 14:1-14

🌈 πŸ“£ Fun and Activities:

Blindfolded Obstacle Courses
Bible Exploring

Top Secret Places Google Maps Does NOT want you to see

Apa itu Kiblat
Story about Compas

πŸ“š Bahan Cerita
Bible Exploring

Akulah Jalan
Ketika Tuhan Yesus tahu bahwa waktu-Nya telah hampir tiba, maka sebelum meninggalkan murid-murid-Nya, Dia berpesan supaya mereka saling mengasihi. Dia menenangkan hati para murid-Nya agar tidak sedih dan gelisah.
Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus memberikan pesan perpisahanuntuk  mempersiapkan murid-murid  ketika Ia tidak lagi berada di tengah-tengah mereka secara jasmani.
Bayangkan ketakutan para murid ketika Yesus berbicara tentang KepergianNya. Kemana Ia akan pergi? Bagaimana mereka akan bertahan hidup tanpa Dia? Bagaimana mereka  bisa sampai ke tempat  Ia pergi? Menyadari ketakutan tersebut, Yesus menghibur domba-Nya dengan memberi mereka kedamaian nyata - damai yang bertumpu pada Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.

Orang Yahudi mengetahui banyak tentang jalan Tuhan, yang di atasnya manusia harus berjalan. Dan Yesus Kristus berkata, "Akulah jalan."

Apakah yang Ia  maksudkan? Seandainya kita berada dalam kota yang asing dan menanyakan jurusan. Seandainya orang yang ditanyai itu menjawab, "Ambillah jalan yang pertama ke kanan, dan jalan yang kedua ke kiri. Lintasilah taman, kemudian lewati sebuah gedung gereja, ambillan jalan ketiga ke kanan, dan jalan yang Saudara cari adalah yang keempat di sebelah kiri." Kemungkinan besar kita sudah tersesat sebelum separoh jalan. Tetapi seandainya orang yang ditanyai itu berkata, "Marilah, saya akan menunjukkan jalan itu." Dalam hal yang demikian itu, orang itu sendiri yang menjadi jalan, dan kita tidak mungkin lagi tersesat.

Itulah yang Yesus Kristus lakukan. Dia tidak hanya memberi nasehat dan pengarahan. Dia tidak mengatakan tentang jalan itu, tetapi Dia adalah jalan tersebut.

Pertanyaan 1
Kemanakah Kristus akan membawa kita melalui diriNya sebagai jalan?

Pertanyaan 2
Kristus tidak mengatakan bahwa Ia adalah sebuah jalan (A Way) di antara jalan lainnya, tetapi Ia mengatakan bahwa Ia adalah satu-satunya jalan (The Way). Lihat Kisah para Rasul 4:12 sebagai referensi.
Apa pendapat kamu tentang pernyataan fenomenal ini?


Akulah Kebenaran
Banyak orang, bahkan nabi-nabi telah menceritakan tentang kebenaran, tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan seperti yang Tuhan Yesus katakan "Akulah Kebenaran" .

Kata "
kebenaran" (Yunani, αληθΡια – alΓͺtheia) dalam Yohanes 14:6 adalah kata yang sangat spesifik, merujuk pada kebenaran yang hakiki, sebenar-benarnya.

αληθΡια – alΓͺtheia, adalah kebenaran secara moral, αληθΡια – alΓͺtheia juga merupakan bahasa hukum yang bermakna "duduk perkara yang nyata" yang dibuktikan dengan realita dan pernyataan-pernyataan yang dipakai oleh para pihak dalam sebuah pengadilan.

Dalam ilmu tentang sejarah, kata αληθΡια – alΓͺtheia bermakna 'duduk perkara yang nyata yang dikontraskan dengan dongeng‘.

Dalam ilmu filsafat αληθΡια – alΓͺtheia bermakna, hal yang sungguh-sungguh nyata, dalam arti yang mutlak.

Discuss about  TRUTH 
- Michael Fackerell : “All is relative!”
- Teori Relativitas dari Albert Einstein
- 2 macam kebenaran :
Kebenaran Subyektif
Kebenaran Objektif
Dijembatani dengan membuat perjanjian bersama. Tapi ini pun relatif

αληθΡια – alΓͺtheia  = truth, but not merely truth as spoken; truth of idea, reality, sincerity, truth in the moral sphere, divine truth revealed to man, straightforwardness.
http://biblehub.com/greek/225.htm
Dalam pernyataan ini, Yesus kembali menekankan diri-Nya sebagai “kebenaran satu-satunya”
Mazmur 119:142 berkata “Your law is the truth.” Yesus sedang memperlihatkan bahwa diri-Nya sama dengan Hukum Allah sebagai standard otoritas dari kebenaran.

Pada kenyataannya, Yesus datang untuk menggenapi Taurat dan kitab para Nabi (Matius 5:17). Yesus yang adalah inkarnasi dari Firman Allah merupakan Sumber Kebenaran.

Pertanyaan 3
Sekali lagi Kristus menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya Kebenaran yang sejatiDengan demikianIa juga telah memberikan pernyataan yang mutlak/absolut mengenai kebenaran hanya ada di dalam diriNya.
Apa pendapat kamu tentang filsafat dunia yang mengatakan: “Tak ada kebenaran mutakSemuanya adalah relatif”?

Pertanyaan 4
Apakah pengertian dari Kristus adalah kebenaran?


Akulah Hidup
Apa yang dicari oleh manusia adalah KEHIDUPAN. Bukan hanya pengetahuan untuk diketahui, melainkan apa yang membuat kehidupan itu berharga untuk dihidupi.
Kasih membawa kehidupan. Itulah yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Pernyataan “Akulah Hidup” menyatakan secara jelas bahwa Yesus Kristus adalah sumber kehidupan.

Yesus Kristus dalam Yohanes 14:6 ini menyatakan diri-Nya adalah YHWH, Allah Israel.
Dalam Alkitab PL sudah dinyatakan bahwa Sang Juruselamat itu hanya YHWH saja:
Tidak ada Juruselamat lain kecuali YHWH!
Dan YHWH telah turun ke dunia untuk misi keselamatan bagi kamu dan saya.

Tuliskanlah
Yohanes 3:16
Bagaimana kaitan Yohanes 14:6-7 dengan Ibrani 10:19-21


Yesus yang adalah Allah Anak menyatakan diri-Nya sebagai:

JALAN: Tidak ada jalan lain untuk menuju Surga, tidak ada jalan lain menuju kepada Bapa.

KEBENARAN: merujuk pada kebenaran yang hakiki, sebenar-benarnya. Yesus yang adalah inkarnasi dari Firman Allah merupakan Sumber Kebenaran.

HIDUP: manusia ingin memperoleh kehidupan yang berharga untuk dihidupi. Yesus adalah Sumber Kehidupan. Kasih yang Ia berikan membawa kehidupan bagi orang yang percaya kepada-Nya.


πŸ“ Alat PERAGA:

Klik disini.   

                             


















πŸ“ŒπŸ’‘ Let's Memorized:

Yohanes 14:6-7
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat 

πŸ†Tugas Orangtua:

Papa dan  Mama, bacalah artikel : “How can Jesus be the only way to God?”. Bagaimana pendapat Papa dan Mama mengenai artikel ini? Kemudian bersama anak doakanlah dan pikirkanlah suatu cara untuk dapat menyampaikan bahwa Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup kepada anggota keluarga/saudara/teman yang belum mengenal Kristus.
Bagaimana Papa, Mama dan Anak melakukannya?

🎼🎸Sing a Song 

.............

πŸ“‘πŸ“œArtikel Pendukung:


Ada Dua Macam Kebenaran

OPINI | 26 December 2012 | 06:51  Dibaca: 524     Komentar: 0     1 inspiratif

Jika ada yang bertanya, kota New York itu berada di timur Jakarta atau di barat Jakarta? Jawabannya mungkin beragam, ada yang bilang ‘barat’ dan ada pula ada yang jawab ‘timur’. Jawaban keduanya punya alasan masing-masing. Misalnya, coba saja Anda terbang ke arah timur pasti akan tiba di kota New York? Tapi, bukankah begitu pula jika kita terbang mengelilingi bumi ke arah ke bvarat?

Contoh lain, poligami di dunia barat dianggap tak bermoral, tapi dalam budaya Indonesia dianggap biasa saja. Di Jepang nyerobot antrian dianggap tak bermoral, dalam budaya Indonesia hal tersebut masih dianggap biasa. Di pedalaman papua, orang berjalan di depan umum hanya pakai koteka adalah hal yang biasa, tapi jangan lakukan hal itu di jalanan kota Bandung, sebab kau akan dianggap gila.

Jadi, mana yang benar?

Nah, banyak orang berdebat tentang kebenaran. Masing-masing mengklaim diri sebagai yang paling benar. Aneka argumen dan alasan dimuntahkan. Bahkan, ada yang sampai berakhir dengan caci maki dan kekerasan fisik. Saya sendiri hanya mengenal dua kebenaran dalam hidup ini, yaitu kebenaran subjektif dan kebenaran objektif.

Kebenaran Subjektif

Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang melibatkan persepsi pengamatnya, sering pula disebut kebenaran relatif. Seorang aktivis posmo yang bernama Michael Fackerell pernah mengucapkan suatu slogan yang berbunyi “All is relative” (Semua adalah relatif). Ya, semuanya adalah relative. Benar bagi anda belum tentu benar bagi yang lainnya, tidak ada kebenaran yang benar-benar mutlak.

Bahkan, Einstein pernah mengemukakan suatu teori yang disebut teori relativitas. Secara sederhana teori ini menyebutkan bahwa kecepatan/laju suatu benda amat tergantung pada keadaan si pengamat atau benda lain yang menjadi pembandingnya. Kecepatan tank T-72 yang dikendarai tentara Garda Republik saat perang Irak akan mempunyai angka yang berbeda jika dilihat dari helikopter Apache yang terbang diam di dekatnya dan jika dilihat dari pesawat tempur F-16 yang sedang memburunya.

Amrozi Cs ngebom sana-sini, ratusan orang tewas, ratusan orang pula kehilangan orang-orang tersayangnya. Apa yang ia katakan “saya melakukan ini karena saya yakin hal ini benar”. Cuiiihh…lihat…orang gila yang kini di neraka itu mengatakan bahwa dirinya melakukan sesuatu yang benar. Ya….kebenaran memang subjektif, relatif, tergantung pada persepsinya masing-masing.

Tidak ada yang betul-betul salah atau benar mengenai apapun. Apa yang mungkin “benar bagi Anda” tidak berarti “benar bagi saya.”

Kebenaran Objektif

Kebenaran objektif adalah kebenaran apa adanya tanpa melibatkan persepsi pengamatnya. Kebenaran ini melibatkan persesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta sebenarnya. Umpamanya, binatang kaki seribu memiliki kaki 1000. Setelah diteliti ternyata binatang kaki seribu hanya memiliki 666 kaki, karena pengetahuan tidak sesuai dengan obyek maka pernyataan dianggap keliru. Namun saat dinyatakan binatang kaki seribu memiliki kaki 666, maka pernyataan dianggap benar.

Menurut ilmu fisika, kecepatan cahaya di ruang hampa akan selalu sama dari sudut manapun seorang pengamat melihatnya. Kecepatan cahaya tidak pernah relatif dan selalu terhadap pengamat. Kecepatan cahaya selalu benar dari sudut mana pun seorang pengamat melihatnya. Begitu pula dengan hukum-hukum fisika lainnya, ia berlaku sama di manapun dan kapanpun di alam semesta ini dan tidak bergantung pada persepsi pengamatnya. Ini adalah contoh kebenaran objektif.

Matematika dan sains mendekati kebenaran objektif, maka orang sering menyebutnya dengan ilmu pasti. Saya katakan mendekati, karena terkadang unsur subjektivitas tetap ada. Misalnya, bila ditanyakan berapa 2 ditambah 2 pasti spontan dijawab 4, namun justru ada beberapa jenis soal yang sebaiknya 2 ditambah 2 tidak dijawab 4 namun hasil mutlak dari akar 16. Hal ini ditujukan supaya soal dapat dikerjakan dengan efisien.

Berikut ini adalah contoh lain yang tidak serius, misal: bagi tukang cuci-cetak foto lain lagi. Jika ditanya 2 x 3 berapa hasilnya? Jawabnya ada yang mengatakan Rp 500, Rp 1.000, Rp 2.000. Padahal, dalam ilmu pasti hasil perkalian 2 x 3 sama dengan 6. Di beberapa swalayan bahkan jika Rp 10.000 uang yang kita miliki dibelikan Rp 9.500 untuk harga sebungkus roti bagelen hasilnya bisa berupa sebungkus roti bagelen dan 3 buah permen. Padahal yang benar adalah si pembeli mendapat sebungkus roti bagelen dan uang kembalian Rp 500. Objektif yang menjadi subjektif bukan?

Jadi, suatu objek dapat didekati secara subjektif, bahkan di ranah kebenaran objektif sekalipun. Begitulah, semua objek bisa dipersepsi secara berbeda. Objeknya sama, tetapi persepsinya yang berbeda. Dulu matahari dianggap mengelilingi bumi, tetapi kemudian ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa bumi-lah yang mengelilingi matahari. Objeknya sama, faktanya sama, tidak berubah, dan itu-itu saja, hanya persepsinya yang berubah.

Kalau begitu relativitas bisa menimbulkan kekacauan atau ketidakpastian, karena masing-masing orang sangat mungkin memiliki persepsi atau pemahaman yang berbeda, misalnya dalam norma-norma sosial?

Betul.

Lalu, apa yang kita perlukan dalam ketidakpastian ini?

Jawabnya: menetapkan konsensus bersama.

Ya acuan. Jika kita berpegang pada acuan yang telah menjadi kesepakatan bersama, saya pastikan tidak akan terjadi kekacauan. Konsensus dalam bernegara adalah undang-undang, atau dalam tingkat internasional ada Piagam HAM atau perjanjian antarnegara, itulah yang harus jadi acuan. Sepanjang Anda tidak melanggar undang-undang yang telah ditetapkan, seharusnya setiap tindakan Anda tak perlu dipermasalahkan.

Misal, perkara seks pranikah banyak pendapat yang pro dan kontra. Ya ….kita kembalikan saja pada acuan yang telah disepakati bersama, yaitu undang-undang. Adakah KUHP mengatur hal ini? Adakah KUHP menyebutnya sebagai pelanggaran hukum? Tidak ada. Selesai toh.

Instrumen undang–undang dibuat untuk menyamakan persepsi masyarakat agar mendekati hanya satu persepsi saja. Tapi, harus diingat pula bahwa yang membuat undang-undang adalah manusia juga yang memiliki subjektivitas, sehingga sangat mungkin suatu undang-undang dibuat dalam kondisi subjektif sehingga terkadang menjadi bias dan multiinterpretasi. Tetapi, minimal kita telah memiliki acuan yang telah disepakati bersama.

Lalu, bagaimana dengan kitab suci, apakah bisa menjadi acuan? Dalam kultur masyarakat yang homogen satu keyakinan mungkin bisa diterapkan, tetapi dalam kultur masyarakat yang heterogen dengan keyakinan yang beragam tidak mungkin dilakukan. Hal ini karena hanya akan menimbulkan anak emas bagi satu keyakinan dan diskriminasi bagi penganut keyakinan lainnya. Lihat saja, kitab suci dianggap sebagai kebenaran hanya oleh penganutnya. Di luar penganutnya, semua yang tertera dalam kitab suci akan dianggap sebagai dongeng, yang sama nilainya dengan isi novel Harry Potter.

Perbedaan persepsi dalam memandang kebenaran suatu objek pada hakikatnya bukanlah suatu pembeda yang saling menghancurkan satu sama lain, namun merupakan pelengkap yang saling menyempurnakan. Berpikir positif, saling menghargai, toleransi, dan rasa kebersamaan akan meminimalisir akibat dari perbedaan persepsi atas suatu objek. Kuncinya? Kembali kita harus mengacu pada acuan yang telah disepakati bersama.

Tak Ada Kebenaran Mutlak: All is Relative.

Oh ya, ….opini ini pun relative, iya toh?

 


http://www.recisydney.org/2015/11/yesus-satu-satunya-jalan-kebenaran-dan-hidup/

Yohanes 14:2 “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal…” Bagaimana Yesus tahu bahwa ada banyak kamar, ada banyak rumah, ada banyak tempat di surga? Bagaimana Dia tahu? Yesus tahu ada berapa banyak kamar di rumah Bapa, justru karena hanya Yesus datang dari rumah Bapa, dari surga ke dalam dunia.Fakta ini membuktikan bahwa ada hubungan yang unik dan khas antara Yesus dan Allah Bapa. Ada beberapa ayat di bagian ini yang jelas menunjukkan ada hubungan yang begitu unik antara Yesus dan Bapa.

  1. Percaya kepada Yesus = percaya kepada Allah Bapa, Yohanes 14:1 “Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu…” To believe in Jesus is to believe in God.
  2. Mengenal Yesus = mengenal Allah Bapa, Yohanes 14:7 “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu…” To know Jesus is to know God.
  3. Melihat Yesus = melihat Allah Bapa, Yohanes 14:9 “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” To see Jesus is to see God.
  4. Yesus berada di dalam Allah Bapa, Allah Bapa berada di dalam Yesus, Yohanes 14:11 “Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku…” God is in Jesus and Jesus is in God.

Di sini jelas menunjukkan Yesus setara dengan Allah Bapa, Yesus adalah Allah.

Dalam Yohanes 14:5 Tomas berkata kepada Yesus, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Dengarlah jawaban Yesus ini. Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Tiga hal ini saling berkaitan, Yesus adalah jalan; Yesus adalah kebenaran; Yesus adalah hidup yang bisa mengaruniakan hidup.

Pertama, Yesus adalah jalan. Apa artinya? Yesus bukan menunjukkan jalan, Yesus tidak memimpin jalan, tetapi Ia sendiri adalah jalan. Jesus is not showing the way, Jesus is not leading the way, Jesus is the way.All religions are not the same. Islam is not the way to God; Buddhism is not the way to God, Hinduism is not the way to God. Jesus is the one and only way to God.

Kedua, Yesus adalah kebenaran. Kata “kebenaran” juga memakai “definite article,” “the” truth. Yesus bukan salah satu kebenaran dari antara banyak kebenaran. Yesus adalah kebenaran satu-satunya.Kalau Yesus memang adalah kebenaran satu-satunya, maka pada hakekatnya semua jalan lain ke surga adalah palsu. Kita melihat bahwa “kebenaran” di sini bukanlah sepotong informasi akan tetapi merujuk kepada seseorang yaitu Yesus. Truth is not a piece of information, truth is a person. Itu sangat penting, karena kita tidak mungkin masuk surga berdasarkan pengetahuan, berdasarkan kepandaian, berdasarkan apa yang kita tahu. Kita tidak masuk surga berdasarkan kelakuan kita. Itu adalah pernyataan dari Reformasi, kita tidak masuk surga melalui baptisan, kita tidak masuk surga melalui pergi ke gereja, kita tidak masuk surga melalui pelayanan dan uang kita. Itu semua adalah kelakuan kita. Kita masuk surga berdasarkan kelakuan Yesus; hanya dengan mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus sebagai Tuhan, Raja dan Juruselamat kita.

Ketiga, Yesus adalah hidup. Kata “hidup” juga memakai “definite article,” “the” life. He is not “a” life. He is the life. Yesus bukan satu cara hidup di antara banyak macam, Yesus adalah sumber hidup itu sendiri. Hanya Yesus sumber kehidupan yang bisa menganugerahkan hidup benar kepada kita. Jika engkau tidak berada di dalam Kristus, jika engkau berada di luar Kristus, kalau engkau bukan seorang Kristen yang sejati, maka engkau tidak mempunyai hidup, engkau mati di hadapan Allah karena dosa-dosamu. Dia mati supaya kita tidak jadi tersesat dan bisa tiba dengan selamat di tempat tujuan yaitu di surga. Karena itu jikalau engkau belum percaya akan Yesus, jangan tunda percaya akan Tuhan Yesus.


Comments