Skip to main content

Minggu 11- Kekuatan dalam Sentuhan Kelemah-lembutan

πŸ‘ Tujuan :
· Menjelaskan bahwa kelemahlembutan bukan tanpa daya, namun memilih untuk mengampuni orang lain dan mengoreksi dengan kebaikan
· Dengan meneladani kelemahlembutan Yesus, kita belajar memperbaiki kesalahan orang lain dengan kelembutan tanpa perdebatan dan kekerasan.

πŸ“– Ayat hafalan :
Seorang hamba   Tuhan …dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka  melawan, sebab mungkin  Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka yang bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran - 2 Timotius 2:25

🌈 πŸ“£Attention Grabber:

........................

πŸ“šBAHAN CERITA: 

Kekuatan dalam Sentuhan Kelemah-lembutan 

Fokus alkitab
Bilangan 12:3 ; Keluaran 18:1-12
Gentleness vs Harshness

Kelemah-lembutan sering disalahpahami sebagai sikap yang lemah. Orang cenderung bereaksi berlebihan dengan kemarahan, karena dianggap menunjukkan kekuatan.

Belalai gajah adalah contoh kekuatan dengan kontrol yang tepat. Belalainya dengan lebih 40.000 otot, cukup kuat untuk menumbangkan cabang dari pohon, tapi dengan lembut dapat mengambil rumput yang halus! Gajah yang terlatih menggambarkan nilai yang memiliki kekuatan sekaligus kelemah-lembutan.


Ketika Rasul Paulus menyebutkan “kelemahlembutan” sebagai atribut kedelapan buah Roh dalam Galatia 5:23, ia menggunakan kata benda praotes (Yunani) yang berarti ‘kelemah-lembutan’, bukan sebagai indikasi kelemahan, namun kekuasaan dan kekuataan di  bawah kontrol. Orang yang  memiliki memiliki kelemah-lembutan,  dapat mengoreksi kesalahan orang lain dengan berdebat dengan penuh kebencian dan kemarahan. Motivasinya adalah pertobatan mereka jauh lebih penting daripada memenangkan perdebatan tersebut (2 Timotius 2:24-25).

Kita akan mudah mengampuni orang lain, bila kita menyadari bahwa pelanggaran apapun yang dilakukan orang lain terhadap kita, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pelanggaran kita terhadap Allah, dan pelanggaran kita pun sudah diampuni (Matius 18:23-35).
Kita sungguh-sungguh telah dibenarkan, kita juga dianugerahi Roh Kudus dan dapat menghasilkan buah Roh sebagai proses pengudusan dalam kehidupan kita.

Ketika kita mempelajari Alkitab, kita segera menemukan kelemah-lembutan menjadi ciri dari seorang  tokoh kunci dalam Perjanjian Lama. Bilangan 12:3    menyebutkan bahwa Musa seorang pria yang lemah lembut.

Dalam Perjanjian Baru, disebutkan Yesus sebagai orang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:29).

Tidak ada orang yang pernah hidup di bumi yang memiliki kekuasaan mutlak, kecuali Tuhan Yesus yang adalah Allah alam semesta. Namun, Yesus tidak menggunakan kekuatan-Nya dengan cara kasar atau menggunakannya untuk menggertak orang lain. Sebaliknya, Dia marah dengan kelembutan, Dia menegakkan kebenaran, dan memberikan kasih karunia untuk orang-orang berdosa seperti perempuan Samaria ketika ia bertobat (Yohanes 4:1-45).

Kita harus meneladani keleah-lembutan Yesus. Jadilah lembut kepada semua orang, teladanilah kasih Tuhan, agar mereka dapat bertobat dan percaya kepada Tuhan.

Siapakah tokoh yang ada dalam Keluaran 18:1-12? Apa yang dapat kita pelajari dari mereka?

πŸ“ Alat PERAGA:

πŸ‘£ Step by Step:



🎼🎸 Lagu :

Bapa, lembutkanlah hatiku
‘Tuk dapat lebih mengasihiMu
Bapa, bentuklah diriku,
Untuk dapat menjadi saksiMu
Dan mengerti rencanaMu di dalam hidupku,
Jadikan aku semakin indah di hadapanMu

T’rima kasih Yesusku (2x)            )
Puji syukur hanya bagi Tuhanku      )  2x


🚨  IDE Aktivitas :

¦ Doe Doe and Gentleness Vs Harshness


¦ Game of Gentleness (source??)


 Tujuan :
Anak dapat belajar berelasi dengan temannya dengan lemah-lembut

Game 1 : Buddy, Can You Share A Chair?

Game Description
Chairs will be set up just like regular Musical Chairs, with one less chair than the number of people. As the music starts, players walk around the chairs, and when the music stops, the players try to sit on a chair.
The person who does not have a chair is not out. Ask if there is anyone willing to share their chair with that person. As soon as every player is somehow seated with the new configuration, play begins again. When the music stops, now there will be two players without chairs. Hopefully, the players will scoot over and share their chair or their lap.
As more and more chairs are taken out, the players begin to sit on laps, and it gets pretty crowded, but no one is ever out of the game. As the last chair is sat on when the music stops, all of the players sit on each other’s laps, so that each person feels a part of the group.
This is one of my favorite games, because it takes caring, sharing, getting squished, and working as a team to find a place for everyone to sit on another person’s leg or lap. There will be a lot of smiles and laughter during this game!

Materials needed
Chairs for all of the players, and some type of boom box or MP3 players that can be played and paused many times.

Follow-up lesson
Ask the players what they learned by playing this game. The lessons taught in this game are powerful! Remind the youth ministry players, that God cares about everyone of them. He doesn’t want any of His children to feel like they don’t belong, or that anyone feels like a loser. When any of us take time to include other people, that leads us to a stronger relationship with Jesus Christ.

Game 2: The Back-To-Back Get Up

Game Description
The game begins with two players sitting back-to-back with their arms hooked together, with their feet flat on the floor in front of them; and knees are up towards their chest. The goal of this youth ministry game is for the players to stand up without using any hands.
As soon as this is accomplished, add another player to hook arms with the other two players and to go from sitting to standing. Keep adding a new person each time the group successfully stands up.

Materials needed
None, just space enough to keep adding new players to the group

Follow-up lesson
Remind the group that doing this activity, (with your feet in front of you flat on the floor and knees bent and up towards the person’s chest), is close to impossible to do by yourself. Things always seem to work better with teamwork and a positive attitude.

GAMBAR AKTIVITAS...
......................................................

πŸ”ŽProyek Ketaatan: 

Bacalah Kolose 3:12-14. Diskusikan dengan papa dan mama atribut yang tercantum. Pikirkan dan tuliskan bagaimana kita dapat ‘berpakaian’ dengan hal-hal tersebut.

πŸ†Tugas Orangtua :
Mama, mari berbagi pengalaman dengan anak, beberapa kali mama telah berjuang untuk menjadi lembut. Akuilah, jika mama belum berhasil mengembangkan kelemah-lembutan. Tutuplah dengan doa bersama agar roh kelemah-lembutan dapat bertumbuh dalam diri mama dan anak.

Comments