Skip to main content

Minggu 3 - Mengenal Media di Sekitarku - Media untuk Kemuliaan Allah

πŸ‘ Tujuan :

1. Anak dapat menilai media yang sesuai untuk kemuliaanNya.
2. Anak dapat menyebutkan contoh-contoh media yang digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

 πŸ“– Ayat hafalan :
Matius 6 : 22
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu
  
🌈 πŸ“£Attention Grabber:

............

πŸ“š Bahan Cerita :

A web of wisdom: social media to the glory of God ; Kejadian 11:1-9
Media, khususnya media sosial, telah menjadi alat komunikasi yang sangat berpengaruh saat ini. Melalui media sosial, orang berbagi, bertukar dan berkomentar tentang informasi apa saja. Sebagai pengikut Yesus Kristus yang tinggal di dunia ini, kadangkala kita harus terlibat di dalamnya. Jika demikian - bagaimana dan untuk tujuan apa? Bapak Ravi Zacharias, seorang teolog kelahiran India, mengatakan adanya kesamaan antara media sosial  dengan pembangunan menara Babel dalam kitab Kejadian. Kejadian 11:1-9 menceritakan ketika umat manusia ingin membangun sebuah menara untuk kemuliaan sendiri dan bukan untuk kemuliaan Allah. “Manusia datang bersama-sama, bertujuan untuk membangun menara, dan Alkitab mengatakan dengan cara yang luar biasa, Allah mengacaukan bahasa mereka dan orang-orang tidak bisa berkomunikasi satu sama lain,” jelasnya. “Media sosial adalah metode komunikasi yang dapat kita gunakan dengan baik atau buruk.” Jadi dapatkah kita menggunakan media sosial untuk kemuliaan Allah? Rasul Paulus menyarankan, pada dasarnya, kita dapat menggunakan media sosial dan kita harus melakukannya untuk kemuliaan Allah : Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 10:31).

 πŸ“ Alat PERAGA:

Template Alat Peraga,  klik disini.

πŸ‘£ Step by Step:

- Snack time sebelum kelas dimulai - 10-15menit
- Doa bergiliran sesuai urutan abjad nama anak.
- Bernyanyi 1 Lagu dari buku kurikulum
- Firman Tuhan melalui alat peraga
- Aktivitas Kelas.
- Aktivitas Ayat Hafalan (Tentative tergantung jam kelas).
- Akhiri kelas dengan mengulang lagu Tema, Doa pulang.

🎼🎸 Lagu :

Ku tak mau hidup percuma
Tiada artinya
Tolong kugiat Tuhan,
                   gunakan tiap waktu
                   Menyenangkan hati Tuhan,
                   inilah doaku…
                   Asal Tuhan kuatkan kumau setia s’lalu


🚨  IDE Aktivitas :

· Diskusi : Social Media Influence for the Glory of God (http://www.youtube.com/watch?v=ywiEsb-LXvA)


· Analisa film/acara talk show/lagu/games/cerita—apakah isinya memuliakan Tuhan?


πŸ†Tugas Orangtua :

Mama, bacalah artikel terlampir (diambil dari Kompas, 20 Maret 2007) dan ceritakan pada anak berkat yang didapat dari artikel tersebut.

TERAPUNG DI LAUT
Mereka Diselamatkan Kebesaran Tuhan                                                                  oleh  Agung Setyahadi

Selama 15 hari terombang-ambing di lautan lepas, rombongan Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Barat  dr. Juliana LL. Carolus (49) mengalami berbagai kejadian luar biasa yang jauh di luar logika.           Mereka sempat digoda oleh harapan-harapan semu yang hampir menjebak dalam keputusasaan.

Selama berada di tengah lautan, Juliana Carolus beserta lima anggota stafnya : Nel Tulalean, Maikel Jilfufin, Dani Ariesan, Adebu Rahanluan, dan Sami Jabar, tak putus-putusnya berdoa. Namun, Tuhan menguji mereka terlebih dahulu.
Ujian pertama datang pada 1 Maret pukul 15.00 WIT saat mereka berada di Tanjung Neraka, perairan yang terkenal ganas karena berbatasan dengan laut lepas. Cuaca cerah tiba-tiba berubah gelap, angin bertiup kencang, dan air laut pun bergolak. Kapal diombang-ambingkan gelombang besar. Mereka berteriak-teriak ketakutan sambil terus berdoa mohon diselamatkan Tuhan. Mereka kemudian “dikeluarkan” dari badai dan cuaca pun kembali cerah. Ujian pertama itu menyisakan trauma sekaligus menguatkan mereka saat menghadapi cobaan berikut. Malam harinya mereka dihantam gelombang besar lagi. Doa terus dipanjatkan. Selama dua hari terapung itu, mereka dihantam tiga kali badai. Cuaca tenang selama dua hari, tetapi mereka dihantam badai lagi hingga sekitar 10 kali.
“Setelah penyelamatan yang pertama, kami dikuatkan. Mukjizat Tuhan, setiap ada gelombang besar, ombak pecah di depan kami dan jadi ombak kecil-kecil,” kata Juliana Carolus.
Dalam perjalanan itu, mereka makan pendamping (MP) ASI yang akan diberikan kepada anak-anak penderita busung lapar di Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku. Mereka memperoleh air tawar dari hujan yang turun bersama badai. Air ditampung di atap kapal cepat (speedboat) dan dimasukkan ke dalam plastik-plastik, pembungkus MP ASI. Keenam orang itu tidur berdesakan di dalam dek speedboat yang sempit. Buang air pun terpaksa mereka lakukan di dalam speedboat. Kapal kecil itu menjadi rumah mereka di tengah Laut Arafuru. Kalau hujan, mereka tetap basah. Bila cuaca cerah, mereka menjemur salah satu di antara dua baju dibawa di atap speedboat.
Di tengah pengharapan dan ketidakpastian itu, mereka merasa terhibur oleh dua ikan yang menyertai mereka selama terapung di laut. Setiap kali laut tenang, dua ikan itu selalu tampak di sisi speedboat. Dokter Juliana Carolus sendiri tak tahu jenis ikan yang terus mengikuti ke mana pun speedboat bergerak.             Rombongan yang dipermainkan ombak itu berbagi makanan dengan sepasang ikan itu. Remah-remah MP ASI ditaburkan ke laut untuk dua teman setia mereka itu. Setelah berhasil melalui ujian-ujian alam, mereka diuji dengan harapan-harapan. Di kejauhan mereka   melihat kapal nelayan. Harapan selamat bangkit kembali dan mereka berteriak-teriak meminta tolong. Namun, harapan berubah menjadi kehampaan saat kapal itu tidak jadi mendekat.

Cobaan itu datang hingga enam kali, bahkan speedboat mereka berada sangat dekat dengan kapal kontainer. Namun, tak ada yang mendengar teriakan mereka.
“Seiring anak-anak ini mengeluh karena tiba-tiba kapal nelayan tak jadi menolong. Saya bilang enggak boleh begitu, Tuhan tidak akan menolong. Itu adalah cobaan,” ujar Juliana Carolus.
Dalam kungkungan ketidakpastian itu, mereka   mengucapkan nazar. Bila selamat, ada yang ingin mengabdikan diri untuk melayani masyarakat di Maluku Tenggara Barat.
“Kalau Tuhan memakai kami untuk melayani di sana, tolong selamatkan. Apapun yang terjadi, kami akan kembali untuk melayani masyarakat Maluku Tenggara Barat,” ujar dr. Juliana Carolus yang bertugas di daerah itu sejak tahun 2005. Doa mereka baru terjawab setelah 15 hari di lautan. Pertolongan mereka datang dari kapal nelayan Putra Tunggal yang dinakhodai Samsudin. Pertolongan datang di ujung waktu karena jika terlambat sehari lagi, mereka akan melewati perbatasan Papua Niugini, dan kemungkinan selamat sangatlah tipis.
“Saat itu kami sudah tidak punya air. Kalau tidak ada yang menolong, kami pasti mati satu per satu. Saat katong susah, Tuhan kasih bantuan kepada katong untuk pulang,” kata Dani Ariesan di Bandara Pattimura, Ambon, Sabtu (17/3). Keselamatan enam orang yang selama 15 hari hilang di laut lepas itu disyukuri oleh mereka dan keluarganya. Mereka akan tetap menjalankan tugas di Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Barat. Nel Tulalean dengan mantap menyatakan akan tetap menjalankan tugasnya mengabdi bagi masyarakat. “Saya akan tetap melayani sampai profesi selesai,” katanya. Juliana Carolus pun mensyukuri keselamatannya dengan kembali menjalankan tugasnya di daerah itu.




Comments