Skip to main content

Minggu 3 - Roh Kudus Menolong Para Rasul dan Umat Tuhan di Masa Lalu - Pentakosta

   πŸ‘ Tujuan :

1. Anak tahu bahwa Roh Kudus dicurahkan bagi para murid Tuhan Yesus (orang-orang percaya).
2. Anak mau mengalami kuasa Roh Kudus di dalam hidupnya, dan mau memberitakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.

πŸ“– Ayat hafalan :

1 Korintus 2:4 

Baik perkataanku maupun pemberitaanku …. kusampaikan …. dengan keyakinan akan kekuatan Roh.  


🌈 πŸ“£Attention Grabber:
................................................................

πŸ“š Bahan Cerita :

Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13)

Murid-murid Tuhan Yesus menaati perintah Yesus dan berkumpul di Yerusalem. Sudah 10 hari sejak Yesus kembali ke surga. Bersamaan dengan waktu itu, perayaan Pentakosta akan diadakan di Yerusalem.  Pentakosta adalah hari ke 50 setelah minggu Paskah

(Imamat 23:15-16). Pada hari itu orang-orang Yahudi melakukan perjalanan dari berbagai negara dan berkumpul di Yerusalem.

Ketika semua orang percaya sedang berkumpul, tiba-tiba turun dari langit, bunyi seperti tiupan angin dan tampak lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing (Kis.2:2-3). Dan itulah saat Roh Kudus turun, semua orang percaya di ruangan itu, dapat berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan Roh Kudus kepada mereka masing-masing. Yesus menepati janji-Nya dan mengirimkan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Banyak orang yang mendengar para murid berkata-kata dengan bahasa lain, ingin tahu apa yang terjadi dan ingin tahu apa artinya ini. Petrus, yang dipenuhi dengan Roh Kudus, berdiri bersama dengan kesebelas rasul lainnya. Dia mulai menjelaskan kepada orang banyak bahwa janji Allah untuk mengutus Roh Kudus yang terjadi hari itu pada hari Pentakosta.

Sejak saat itu, setiap orang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus pasti menerima Roh Kudus di dalam hatinya. Kita tidak melihat api di atas kepala kita atau mendengar suara angin keras, tapi kita menerima kuasa Roh Kudus yang memberi kita kuasa untuk menjalani hidup yang menyenangkan Tuhan. Maukah kita  mengalami kuasa Roh Kudus, sehingga hidup kita dapat dipakai bagiNya?

 

 πŸ“ Alat PERAGA:



Alat Peraga - Google Classroom - Klik disini.

πŸ‘£ Step by Step:

Kelas Offline:
- Anak-anak dikumpulkan untuk bercerita dahulu seperti kegiatan di Sekolah, di Rumah. 
- Kelas dimulai jam 16.15
- Pujian 1 Lagu untuk mempersiapkan anak masuk dalam kelas
- Doa pembuka
- Puji-Pujian atau Persembahan Pujian dari Anak
- Pujian 1 Lagu sebelum Firman Tuhan
- Doa sebelum Firman Tuhan
- Baca Alkitab Ayat Hafalan
- Firman Tuhan
- Aktivitas Kelas
- Doa Makan
- Anak-anak makan bersama sedangkan Guru penanggungjawab mengisi buku perkembangan anak
- Nempel Stiker Absen
- Doa Pulang dan ditutup dengan lagu syukur "Bapa Terima Kasih"

Note: Untuk Doa dipimpin oleh anak. Biasanya ditentukan diawal kelas atau dijadwalkan.

🎼🎸 Lagu :

5  /  3  .   5  /  3   .   5  /  3   4   3  /  2   .

Tuhan    Ye - sus       na - ik  ke sur - ga

 5 5  /  2  .   5  /  2   .   5   /  2   3   2  /  1   .

 Roh Ku - dus  tu  - run     s’per - ti jan-ji - Nya

5  /  3  .   5  /  3   .   5  /  3   4   5 /  6   .

 Me- no - long - ku     dengan kuasaNya

 5 5  /  5   3   5  /  5   3   5   /  5   6   7  /  1   .

B’riku b’rani ber - saksi ten - tang In-jilNya

*Kuduskanku, u-bah - ku ma - kin s’perti Dia

 


🚨  IDE Aktivitas :

Kelas Offline:

Aktivitas awal :Senter dan batere

Aktivitas setelah cerita :

GAMBAR Aktivitas:

...............

πŸ†Tugas Orangtua :

Mama, membaca dan menjawab pertanyaan pada artikel terlampir Belajar dari Pengalaman Pahit”. Bagaimana mama menerapkannya pada anak.

 

 Bahan Diskusi

Banyak anak merasa tertekan untuk meraih nilai yang baik di sekolah; sebagiannya memilih cara tidak jujur untuk meraihnya. Saya sendiri pernah takluk pada pencobaan ini. Ketika saya sekolah kelas delapan, saya diminta membaca sejumlah buku tebal selama semester pertama. Sayangnya, saya bahan belum memulainya menjelang akhir catur wulan—maka saya memilih buku-buku yang paling tebal dan paling berat di perpustakaan dan mengatakan kepada guru saya bahwa saya telah membaca semuanya itu. Konsekuensinya, guru saya memberi saya nilai A dalam rapor saya. Ibu saya terkesan, ayah saya bangga, sedangkan saya bersalah karena dosa.

Dalam suatu momen pengakuan sejati, saya mengaku kepada ibu saya bahwa saya menipu. Bukannya marah atau menghukum saya selama enam tahun, ibu saya hanya mengatakan dengan serius, “Ya sudah, baca saja buku-buku itu.” “Tetapi, bu,” demikian saya memprotes, “mana mungkin saya membaca karya-karya pilihan William Shakespeare, Ben Hur, dan kira-kira sepuluh buku tebal lainnya?” “Ibu pun tidak tahu,” demikian ibu menjawab, “tetapi kamu harus melakukannya.” Maka selama sisa tahun ajaran tersebut, saya menekuni karya-karya klasik sementara teman-teman saya bermain rugby dan mengobrol dengan para gadis. Saya harus membayar mahal karena sedikit ketidakjujuran saya.

Respons ibu saya yang bijaksana memberi saya pelajaran berharga. Ibu memahami bahwa “Allah berkenan kepada keikhlasan,” (1 Tawarikh 29:17)... dan ibu saya memastikan saya tidak pernah melupakan kebenaran tersebut.

 

Pojok renungan :

· Apakah anak Anda pernah berbohong di rumah atau di sekolah? Bagaimana respons Anda?

· Bagaimana Anda dapat mendorong integritas kudus dalam keluarga Anda?

 

Doa : Ya Bapa, kami ingin datang ke hadapanMu sebagai orang benar dan berintegritas. Tolonglah kami menghindarkan jalan pintas berdosa dalam kehidupan kami, dan tunjukkanlah cara menanggapi dengan hikmat ketika anak-anak kami gagal mengikuti jalanMu yang sempurna. Amin.

 


Comments