👐 Grow and Grow in:
1.Anak memahami pernyataan Yesus “Akulah Roti Hidup”
2.Anak memahami hanya Yesus yang dapat memberikan hidup yang kekal
📖 Fokus Alkitab:
Injil Yohanes 6: 25-59
1.Anak memahami pernyataan Yesus “Akulah Roti Hidup”
2.Anak memahami hanya Yesus yang dapat memberikan hidup yang kekal
📖 Fokus Alkitab:
Injil Yohanes 6: 25-59
📚 Bahan Cerita
“Akulah Roti Hidup”
"Akulah Roti Hidup" (Yohanes 6:35) adalah salah satu penyataan "Akulah…" yang dikatakan oleh Yesus.
Yesus menggunakan kata "Akulah…" dalam ketujuh penyataan tentang diriNya.
Dalam ketujuh penyataan tersebut, Yesus menyatakan "Akulah…" dalam metafora yang mengekspresikan bagaimana relasiNya dengan keselamatan dunia ini. Semua ini dapat dilihat dalam kitab Yohanes.
Ini adalah pernyataan Yesus
yang fenomenal.
1. Roti adalah makanan utama orang Israel, seperti nasi adalah makanan utama orang Indonesia.
Dengan menyamakan diri dengan ROTI Yesus sangat penting bagi kehidupan
2. Kata “hidup” bukan mengacu pada kehidupan fisik, tapi HIDUP KEKAL. (baca keterangan lebih lengkap dalam buku kurikulum)
3. Yesus membuat klaim yang menyatakan keilahian-Nya Pernyataan “Akulah…” atau “I AM …” merupakan nama perjanjian Allah (Yahweh/YHWH) kepada Musa pada peristiwa semak menyala (Keluaran 3:14) eksistensi mandiri/aseity, atribut yang hanya dimiliki Allah orang Yahudi dapat langsung mengerti bahwa ini adalah klaim akan keilahian.
4. Kata “datang” dan “percaya” adalah undangan untuk beriman kepada Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. inti dari seluruh Injil Yohanes. (baca keterangan lebih lengkap dalam buku kurikulum)
5. Kata-kata “lapar dan haus” berkaitan dengan kotbah di bukit (Baca Matius 5:6) Ia akan memuaskan kelaparan dan kehausan kita untuk menjadi orang yang benar di hadapan Allah.
Hal yang perlu diperhatikan!
Dalam sejarah agama, semua manusia berusaha untuk mendapatkan jalan mereka menuju surga.
Ini merupakan hasrat dasar manusia karena Allah menciptakan manusia dengan pikiran akan kekekalan. (Lihat: Pengkotbah 3:11)
Alkitab berkata bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan jalan ke surga karena kita semua adalah orang berdosa (Roma 3:10, Roma 3:23) dan satu-satunya imbalan untuk dosa kita adalah kematian (Roma 6:23)
Dilema memiliki hasrat namun tidak mampu memenuhinya
Karena itu Yesus datang, hanya Dia yang mampu memenuhi hasrat dan kerinduan hati kita akan kebenaran melalui transaksi Ilahi (2 Korintus 5:21)
Ketika Kristus mati di kayu salib, Ia menanggung segala dosa manusia dan membuat pendamaian bagi mereka. Ketika kita menempatkan iman kita kepada-Nya, dosa-dosa kita ditanggungkan kepada Yesus dan kebenaran-Nya dikenakan pada kita. Yesus memuaskan rasa lapar dan haus kita akan kebenaran.
Dia adalah ROTI HIDUP kita.
🌈 📣 Fun and Activities:
Nonton Clip tentang seorang ahli matematika atheis yang menerima Yesus – menggambarkan bagaimana kondisi orang yang “haus” akan kebenaran - http://atheisttochristian.wordpress.com/2011/01/04/testimony-coming-to-faith-in-jesus-christ/ (plus video – lifehouse’s everything skit)
Membuat roti bersama/kunjungan ke bakery Delish
Kesaksian :Seorang penginjil bernama Robert Summer mengisahkan seorang korban ledakan dari Kansas, Amerika Serikat. Ledakan itu membuat tubuhnya rusak parah; matanya buta dan tangannya putus. Akibatnya dia tidak dapat membaca Alkitab seperti biasa dilakukannya. Hal ini membuat dia bersedih. Keinginannya yang kuat membaca Alkitab mendorong dia untuk belajar huruf Braille. Karena tangannya sudah putus, maka dia berusaha membacanya dengan bibirnya. Semula tidak bisa karena syaraf bibirnyapun sudah rusak... kurang peka lagi. Dia bersusah hati jadinya. Namun dia mencoba terus. Suatu hari secara tak sengaja, lidahnya menyentuh huruf Braille itu. Dia kaget... dia bisa membacanya. Diapun sungguh senang dan berteriak, 'Sekarang aku bisa membaca Alkitab dengan lidahku". Sejak itu dia membaca Alkitab berhuruf Braille dengan lidahnya. Hingga Robert Summer menceritakan kisah ini dalam bukunya berjudul "The Wonder of the Word of God", orang tersebut sudah selesai membaca seluruh Alkitab sebanyak 4 kali dengan lidahnya... ajaib... luar biasa !!
Alkitab sudah tersedia dalam berbagai bentuk. Bahkan mungkin tersedia dalam HP yang sedang kita pegang saat ini. Mengaksesnya sangat mudah dan sangat praktis. Tentu kata kuncinya adalah KERINDUAN. Sebab itu pertanyaanya: "Bagaimana kerinduan kita untuk mendengar, membaca, mempelajari dan merenungkan Firman Tuhan?" Mazmur 119:105 "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Para sahabat yang kekasih... biarlah kita haus dan lapar akan firman Allah. Biarlah diri kita terus-menerus diproses dan dibaharui dari waktu ke waktu oleh kebenaran firman-Nya...Puji Tuhan... Allah Bapa menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin. Salam dan doa,Alamta Singarimbun-Bandung
🌈 📣 Fun and Activities:
Nonton Clip tentang seorang ahli matematika atheis yang menerima Yesus – menggambarkan bagaimana kondisi orang yang “haus” akan kebenaran - http://atheisttochristian.wordpress.com/2011/01/04/testimony-coming-to-faith-in-jesus-christ/
(plus video – lifehouse’s everything skit)
Membuat roti bersama/kunjungan ke bakery Delish
Kesaksian :
Seorang penginjil bernama Robert Summer mengisahkan seorang korban ledakan dari Kansas, Amerika Serikat. Ledakan itu membuat tubuhnya rusak parah; matanya buta dan tangannya putus. Akibatnya dia tidak dapat membaca Alkitab seperti biasa dilakukannya. Hal ini membuat dia bersedih.
Keinginannya yang kuat membaca Alkitab mendorong dia untuk belajar huruf Braille. Karena tangannya sudah putus, maka dia berusaha membacanya dengan bibirnya. Semula tidak bisa karena syaraf bibirnyapun sudah rusak... kurang peka lagi. Dia bersusah hati jadinya. Namun dia mencoba terus.
Suatu hari secara tak sengaja, lidahnya menyentuh huruf Braille itu. Dia kaget... dia bisa membacanya. Diapun sungguh senang dan berteriak, 'Sekarang aku bisa membaca Alkitab dengan lidahku".
Sejak itu dia membaca Alkitab berhuruf Braille dengan lidahnya. Hingga Robert Summer menceritakan kisah ini dalam bukunya berjudul "The Wonder of the Word of God", orang tersebut sudah selesai membaca seluruh Alkitab sebanyak 4 kali dengan lidahnya... ajaib... luar biasa !!
Alkitab sudah tersedia dalam berbagai bentuk. Bahkan mungkin tersedia dalam HP yang sedang kita pegang saat ini. Mengaksesnya sangat mudah dan sangat praktis. Tentu kata kuncinya adalah KERINDUAN.
Sebab itu pertanyaanya: "Bagaimana kerinduan kita untuk mendengar, membaca, mempelajari dan merenungkan Firman Tuhan?"
Mazmur 119:105
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
Para sahabat yang kekasih... biarlah kita haus dan lapar akan firman Allah. Biarlah diri kita terus-menerus diproses dan dibaharui dari waktu ke waktu oleh kebenaran firman-Nya...
Puji Tuhan...
Allah Bapa menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin.
Salam dan doa,
Alamta Singarimbun-Bandung
🎼🎸Sing a Song:
......................
📍 Alat PERAGA:
Klik disini.
Kurikulum lalu:
Pertama,dengan menyamakan diriNya dengan roti, Yesus menyatakan bahwa Ia sangat penting bagi kehidupan.Kedua, kata “hidup” yang dinyatakan Yesus bukanlah mengacu pada kehidupan fisik, tapi hidup yang kekal. Yesus sedang mencoba untuk mengarahkan orang-orang Yahudi untuk jauh lebih memikirkan hal-hal rohani daripada hal-hal fisik. Ia sedang mengkontraskan diriNya sebagai Mesias yang dinantikan, dengan roti yang secara ajaib diciptakanNya hari sebelumnya. Roti itu adalah roti yang dapat binasa. Namun Yesus adalah roti rohani yang dapat memberikan hidup yang kekal.
Ketiga, dan sangat penting, Yesus membuat klaim lain yang menyatakan keilahianNya. Pernyataan ini adalah yang pertama dari tujuh pernyataan “Aku Adalah...” dalam Injil Yohanes. Ungkapan "I AM”(Aku adalah...) merupakan nama perjanjian Allah (Yahweh, atau YHWH) yang diungkapkan kepada Musa di semak yang terbakar (Keluaran 3:14). Ungkapan ini berbicara tentang eksistensi mandiri (atau yang para teolog sebut sebagai "aseity"), yaitu atribut yang hanya dimiliki Tuhan. Ungkapan ini juga yang pasti akan langsung dimengerti oleh orang-orang Yahudi sebagai klaim akan keilahian.
Keempat, perhatikan kata "datang" dan “percaya”. Ini adalah undangan bagi mereka yang sedang mendengarkan untuk beriman kepada Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Inilah inti dari seluruh Injil Yohanes. Datang kepada Yesus mendorong orang untuk mengambil pilihan meninggalkan dunia dan mengikuti Dia. Percaya pada Yesus berarti menempatkan iman kita kepada-Nya bahwa Dia adalah sebagaimana yang Ia katakan, bahwa Dia akan melakukan apa yang Dia katakan akan Dia lakukan, dan bahwa Dia adalah satu-satunya yang bisa melakukannya.
Kelima, terdapat kata-kata "lapar dan haus." Sekali lagi, harus dicatat bahwa Yesus tidak berbicara tentang mengurangi kelaparan fisik dan kehausan. Kuncinya ditemukan dalam pernyataan lain yang Yesus katakan, yaitu dalam Khotbah di Bukit. Dalam Matius 5:6, Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Ketika Yesus mengatakan orang-orang yang datang kepada-Nya tidak akan pernah kelaparan lagi dan mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan pernah kehausan lagi, yang Ia maksudkan adalah bahwa Ia akan memuaskan kelaparan dan kehausan kita untuk menjadi orang yang benar di hadapan Allah.Satu pesan yang dapat disampaikan dalam sejarah agama adalah bahwa manusia berusaha untuk mendapatkan jalan mereka menuju surga. Hal ini merupakan hasrat dasar manusia karena Allah menciptakan manusia dengan pikiran akan kekekalan. Alkitab berkata bahwa Tuhan memberikan [hasrat untuk...] kekekalan dalam hati kita (Pengkhotbah 3:11). Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan jalan ke surga karena kita semua adalah orang berdosa (Roma 3:23) dan satu-satunya imbalan untuk dosa kita adalah kematian (Roma 6:23) tidak ada yang benar, seorangpun tidak (Roma 3:10). Merupakan dilema manusia karena memiliki hasrat namun tidak dapat memenuhinya, tidak peduli apa saja yang sudah yang dilakukan. Karena itulah Yesus datang, hanya Ia sendiri yang dapat memenuhi hasrat dan kerinduan hati kita akan kebenaran melalui Transaksi Ilahi: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Ketika Kristus mati di kayu salib, Ia menanggung segala dosa manusia dan membuat pendamaian bagi mereka. Ketika kita menempatkan iman kita kepada-Nya, dosa-dosa kita ditanggungkan kepada Yesus dan kebenaran-Nya dikenakan pada kita. Yesus memuaskan rasa lapar dan haus kita akan kebenaran. Dia adalah Roti hidup kita.
Kurikulum lalu:
Pertama,dengan menyamakan diriNya dengan roti, Yesus menyatakan bahwa Ia sangat penting bagi kehidupan.
Kedua, kata “hidup” yang dinyatakan Yesus bukanlah mengacu pada kehidupan fisik, tapi hidup yang kekal. Yesus sedang mencoba untuk mengarahkan orang-orang Yahudi untuk jauh lebih memikirkan hal-hal rohani daripada hal-hal fisik. Ia sedang mengkontraskan diriNya sebagai Mesias yang dinantikan, dengan roti yang secara ajaib diciptakanNya hari sebelumnya. Roti itu adalah roti yang dapat binasa. Namun Yesus adalah roti rohani yang dapat memberikan hidup yang kekal.
Ketiga, dan sangat penting, Yesus membuat klaim lain yang menyatakan keilahianNya. Pernyataan ini adalah yang pertama dari tujuh pernyataan “Aku Adalah...” dalam Injil Yohanes. Ungkapan "I AM”(Aku adalah...) merupakan nama perjanjian Allah (Yahweh, atau YHWH) yang diungkapkan kepada Musa di semak yang terbakar (Keluaran 3:14). Ungkapan ini berbicara tentang eksistensi mandiri (atau yang para teolog sebut sebagai "aseity"), yaitu atribut yang hanya dimiliki Tuhan. Ungkapan ini juga yang pasti akan langsung dimengerti oleh orang-orang Yahudi sebagai klaim akan keilahian.
Keempat, perhatikan kata "datang" dan “percaya”. Ini adalah undangan bagi mereka yang sedang mendengarkan untuk beriman kepada Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Inilah inti dari seluruh Injil Yohanes. Datang kepada Yesus mendorong orang untuk mengambil pilihan meninggalkan dunia dan mengikuti Dia. Percaya pada Yesus berarti menempatkan iman kita kepada-Nya bahwa Dia adalah sebagaimana yang Ia katakan, bahwa Dia akan melakukan apa yang Dia katakan akan Dia lakukan, dan bahwa Dia adalah satu-satunya yang bisa melakukannya.
Kelima, terdapat kata-kata "lapar dan haus." Sekali lagi, harus dicatat bahwa Yesus tidak berbicara tentang mengurangi kelaparan fisik dan kehausan. Kuncinya ditemukan dalam pernyataan lain yang Yesus katakan, yaitu dalam Khotbah di Bukit. Dalam Matius 5:6, Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Ketika Yesus mengatakan orang-orang yang datang kepada-Nya tidak akan pernah kelaparan lagi dan mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan pernah kehausan lagi, yang Ia maksudkan adalah bahwa Ia akan memuaskan kelaparan dan kehausan kita untuk menjadi orang yang benar di hadapan Allah.
Satu pesan yang dapat disampaikan dalam sejarah agama adalah bahwa manusia berusaha untuk mendapatkan jalan mereka menuju surga. Hal ini merupakan hasrat dasar manusia karena Allah menciptakan manusia dengan pikiran akan kekekalan. Alkitab berkata bahwa Tuhan memberikan [hasrat untuk...] kekekalan dalam hati kita (Pengkhotbah 3:11). Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan jalan ke surga karena kita semua adalah orang berdosa (Roma 3:23) dan satu-satunya imbalan untuk dosa kita adalah kematian (Roma 6:23) tidak ada yang benar, seorangpun tidak (Roma 3:10). Merupakan dilema manusia karena memiliki hasrat namun tidak dapat memenuhinya, tidak peduli apa saja yang sudah yang dilakukan. Karena itulah Yesus datang, hanya Ia sendiri yang dapat memenuhi hasrat dan kerinduan hati kita akan kebenaran melalui Transaksi Ilahi: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Ketika Kristus mati di kayu salib, Ia menanggung segala dosa manusia dan membuat pendamaian bagi mereka. Ketika kita menempatkan iman kita kepada-Nya, dosa-dosa kita ditanggungkan kepada Yesus dan kebenaran-Nya dikenakan pada kita. Yesus memuaskan rasa lapar dan haus kita akan kebenaran. Dia adalah Roti hidup kita.
Comments
Post a Comment