πTujuan :
1. Memahami bahwa Allah berkuasa melakukan segala sesuatu berdasarkan rancangan dan kehendak-Nya yang tidak bertentangan dengan natur-Nya
2. Memahami bahwa kemahakuasaan-Nya menunjuk kepada kedaulatan, otoritas dan kuasa-Nya atas ciptaan-Nya
3. Bertumbuh di dalam menyandarkan hidup pada kuasa Allah dan percaya akan rancangan-Nya yang terbaik
π Ayat hafalan :
“AKU TAHU, bahwa :Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,
dan
tidak ada rencana-Mu yang gagal.”
Ayub 42:2
π π£ Ice Breaker :
Pertanyaan Klasik
Kalau Allah maha kuasa, mengapa Ia tidak mencegah Adam jatuh dalam doa?
Kalau Allah maha kuasa, mengapa ada banyak kejahatan di dunia?
Kalau Allah maha kuasa ……….
Adakah pertanyaan lain yang terlintas di benakmu tentang kemaha-kuasaan Allah. Jangan segan, ini kesempatan untuk mendapat jawabannya!
Pengetahuan yang tidak lengkap, bisa menimbulkan salah paham.
Jangan sampai salah paham dengan Tuhan!
π Bahan Cerita :
1. Atas manusia
2. Atas alam (menghardik laut, membelah laut, memerintahkan ikan besar menelan Yunus, dan sebagainya)
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Lukas 1:37
Kemahakuasaan Allah disini berarti Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Kuasa-Nya tidak dibatasi oleh batasan-batasan yang terbatas. Tidak ada sesuatu pun yang dapat membatasi kuasa-Nya.
Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
Mazmur 115:3
Namun kuasa-Nya tetap dibatasi oleh siapa dan apa Dia. Dosa adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh Allah, oleh karena seseorang tidak dapat berdosa tanpa keinginan untuk berdosa. Allah tidak dapat berdosa oleh karena Ia tidak mempunyai keinginan untuk berdosa. Ayub berbicara mengenai hal ini:
Ayub 42:2
Kemahakuasaan Allah merupakan penghiburan yang besar bagi orang Kristen. Kita tahu bahwa kuasa yang Allah nyatakan melalui penciptaan alam semesta merupakan kuasa yang Allah pakai untuk menjamin keselamatan kita. Dia memperlihatkan kuasaNya atas kematian pada waktu kebangkitan Tuhan Yesus.
Kita tahu bahwa tidak ada bagian dari ciptaan yang dapat menggagalkan rencana-Nya di masa yang akan datang.
Pengetahuan bahwa tidak ada satupun yang dapat bertahan melawan kuasa Allah dapat memberikan kedamaian kepada kita. Hanya Dialah satu-satunya yang terbesar.
Now if I believe in God's Son
and remember that He became man,
all creatures will appear
a hundred times more beautiful to me than before.
Then I will properly appreciate
the sun, the moon, the stars, trees, apples,
as I reflect that he is Lord over all things. ...
God writes the Gospel,
not in the Bible alone,
but also on trees, and in the flowers and clouds and stars.
Martin Luther
Martin Luther (1483-1546)
Seorang profesor teologi, komponis, imam dan rahib berkebangsaan Jerman.
Seorang tokoh berpengaruh dalam Reformasi Protestan.
Videoclip “Trust! Everything is on His Hand“
π Alat Peraga :
Alat Peraga, klik disini.
πTEA Time TALK with Mom and Dad :
Pa, Ma, yuk simak artikel berikut ini; sharingkan pada anak dan catatlah pada kolom yang telah tersedia:Ceritakan tentang pergumulan/depresi yang pernah papa dan mama alami.
Bagaimana kita merasakan damai sejahtera dan kelegaan di tengah keadaan yang sulit? Jelaskan bahwa saat itulah kita mengalami ‘sapaan/penghiburan/kehadiran’ Tuhan dalam hidup kita!
Bersyukurlah untuk moment ketika Allah yang Mahakuasaberkenan menjumpai kita dalam kehidupan sehari-hari!
A heartwarming recipe for TEA Time TALK
Puding Roti
Bahan:
4 lembar roti tawar
2 butir telur, kocok lepas
300 ml susu cair putih
1/2 cup gula
1 sendok makan margarin
1 sendok makan butter, cairkan
1 bungkus vanilla
Pelengkap:
Kismis
Pisang yang dihancurkan
Cara Membuat:
Potong roti tawar menjadi beberapa bagian,sesuai selera. Tuangkan susu dan aduk hingga semua bagian roti terendam susu.
Tuang telur yang sudah dikocok, aduk hingga rata. Tuang pelengkap yaitu pisangyang sudah dihancurkan, aduk kembali.
Masukkan gula dan mentega serta butter yang sebelumnya telah dicairkan. Aduk kembali.
Siapkan loyang atau pinggan anti panas dan olesi dengan butter. Tuang adonan.
Kukus selama 30 menit. Angkat taburi dengan kismis. Masukkan ke dalam lemari pendingin atau santap selagi hangat
A Depressed Christian
Is A Contradiction
In Terms
Spiritual Depression (ISBN 0-8028-1387-9),
Martin Llyod Jones,
Eerdmands Publishing Company, 1965 (Cetakan pertama)
Martin Llyod Jones adalah seorang pendeta di Westminster yang mempunyai pengaruh besar khususnya pada abad ke-20. “Spiritual Depression” adalah kumpulan khotbah yang dibawakan pada Minggu pagi selama 21 minggu berturut-turut di Westminster Chapel. Buku ini secara khusus membahas mengenai kehidupan orang Kristen secara umum baik orang yang baru percaya ataupun orang yang sudah percaya yang tidak lepas dari berbagai macam pergumulan dan tantangan dalam kehidupannya sehingga mengalami kesulitan untuk bersukacita.
Buku ini terdiri dari 21 bab yang disusun dalam suatu rangkaian urutan yang dapat menuntun kita kepada satu pemikiran mengapa sukacita dalam kehidupan kekristenan itu penting dan apakah yang mendasarinya. Bagian tersebut dilanjutkan dengan apa yang menyebabkan depresi/dukacita dalam kehidupan kekristenan dan diakhiri dengan apa yang mengatasi dukacita tersebut. Setiap pembahasan didasarkan dari ayat atau perikop yang dapat kita renungkan saat membaca buku ini.
Pemikiran yang harus kita refleksikan ada dalam bab pertama, yaitu mengapa penting bagi seorang Kristen untuk menyelidiki mengapa dalam kehidupan kekristenan seseorang tidak mengalami sukacita. Jones menyebutkan setidaknya ada dua alasan yang penting:
“It is very sad to contemplate the fact that there are Christian people who live the greater part of their lives in this world in such a condition. It does not mean that they are not Christians, but it does mean that they are missing a great deal ...” - Adalah sangat menyedihkan bila merenungkan suatu kenyataan bahwa ada orang-orang Kristen yang sebagian besar dari kehidupannya di dunia hidup dalam kondisi ini (depresi secara spiritual). Hal ini bukan berarti mereka bukan orang Kristen, tetapi artinya mereka kehilangan sangat besar ...
“... we must face this problem for the sake of the Kingdom of God and for the glory of God ... a depressed Christian is a contradiction in terms, and he is a very poor recommendation for the gospel ... People today are not primarily interested in Truth but they are interested in results.” - ...
kita harus menghadapi masalah ini untuk Kerajaan Allah dan kemuliaan Allah ... orang Kristen yang depresi adalah sebuah kontradiksi (sebagai Kristen) dan ia adalah rekomendasi yang buruk untuk Injil ... Orang-orang saat ini tidak terlalu tertarik kepada kebenaran tetapi mereka tertarik pada hasil.
Dua hal ini yang ditekankan sebagai alasan pentingnya kehidupan kekristenan yang bersukacita sehingga melaluinya bukan hanya orang Kristen itu sendiri yang dibangun, tetapi lingkungan di sekitarnya yang melihat sukacita yang terpancar itu juga dibangun dan melihat kebenaran dalam Injil. Sukacita yang dibicarakan bukanlah sukacita yang nampak dari luar yang berupa senyuman dan tertawa kosong yang hanya menjadi topeng untuk menutup dukacita yang ada di dalam hati, melainkan sebuah sukacita yang terpancar sebagai seorang Kristen.
Satu hal yang cukup menarik, sebelum membahas lebih lanjut tentang isi buku ini, Jones dalam bab kedua menekankan kembali fondasi dasar kehidupan kekristenan yang mungkin seringkali kita menganggap kita sudah tahu dan tidak perlu diulang-ulang. Ia menekankan bagaimana kita harus melihat hanya kepada Kristus dan karya-Nya dan tidak yang lain. Ia mau kita kembali menguji dan bertanya kepada diri kita sendiri sebelum kita berniat untuk membahas tentang ini, karena tanpa fondasi itu, tidak ada seorang pun yang dapat lepas dari depresi secara spiritual.
Selanjutnya adalah bab-bab yang harus dibaca dan direnungkan sendiri secara pribadi oleh setiap orang. Setiap bab membawa satu pokok perenungan yang mungkin dihadapi dalam kehidupan spiritual seorang Kristen. Mungkin ada orang yang tidak bisa lepas dari ikatan penyesalan perbuatan yang dilakukan di masa lalu atau mungkin ada orang yang sedang bergumul karena ketakutan di masa yang akan datang atau mungkin ada yang lelah dalam pekerjaan dan pelayanan. Dalam buku ini kita juga diajak melihat hal-hal yang sama yang juga pernah dialami oleh saudara-saudara kita yang lain—pergumulan yang bukan hanya dialami oleh kita sendiri. Melalui kesaksian tersebut kita bisa belajar untuk mengidentifikasikan diri kita bila mengalami pergumulan yang kurang lebih sama.
Buku ini ditutup dengan beberapa bab mengenai kehidupan yang seharusnya dialami sebagai seorang Kristen. Pembahasan lebih diarahkan untuk mendorong kita supaya belajar untuk percaya akan pemeliharaan dari Tuhan yang Mahakuasa, bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak lepas dari kendali Tuhan, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk kebaikan kita juga. Seluruh buku ini ditutup dengan perenungan dari Filipi 4:13 - satu bagian Alkitab yang kembali mengingatkan kita bahwa Kristuslah yang menguatkan kita. Di sini kita melihat bahwa penekanan untuk melihat kepada Kristus di bagian awal ditekankan kembali di akhir buku ini.
Bukankah sebagai seorang Kristen kita seringkali tidak bisa mengalami sukacita, namun seakan kehidupan Kristen adalah kehidupan yang menderita, menyedihkan, dan sengsara? Mungkin saat ini kita mengalaminya atau mungkin kita melihat hal tersebut dalam kehidupan orang lain. Untuk itulah perenungan yang dibawakan buku ini ditujukan. Bukankah sangat disayangkan bila kita kehilangan sukacita yang sudah dikaruniakan oleh Allah? Dan bukankah sangat disayangkan bila banyak orang tidak bisa melihat indahnya kehidupan bersama Kristus karena kehidupan kita tidak memancarkan hal itu? Biarlah kita juga mampu berkata seperti yang Paulus katakan dalam Filipi 4:13, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku,” walau apapun terjadi dalam kehidupan kita. Biarlah nama Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kekristenan kita di mana kita ditempatkan. Soli Deo Gloria!
Diambil dari:
Comments
Post a Comment