Skip to main content

Minggu 9 - Being : 101 Ways to Obey. Where Do I Go for Answers?

 πŸ‘ Tujuan :
· Berdiskusi bagaimana Kaleb dan Yosua percaya pada Tuhan dan menunjukkan iman mereka
· Belajar bahwa ketika kita percaya pada Firman Tuhan dan menaati Tuhan, kita dapat tetap teguh dalam iman
· Menempatkan hal ‘percaya pada Firman Tuhan ‘sebagai bagian/gaya hidup kita sehari-hari

πŸ“– Ayat hafalan :
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. I Korintus 15:58                                                                               
                               
🌈 πŸ“£ WARM UP

Outdoor Games : Standing Firm
Dalam dua kelompok, kita akan berlomba tarik tambang. Mula-mula, kita akan berlomba dengan kaki berdiri di atas plastik sampah yang besar, lalu di atas rumput, pasir, air, dll, sesuai instruksi guru.
Banyak hal berusaha menggoyahkan iman kita. Berdiri teguh adalah sebuah tantangan! Berjuanglah!

Di dalam kelas, Anak menyusun Ayat Hafalan (dalam post it note) yang ditempel secara acak di dinding ruangan.


🌞🌟 POWER UP

Ulangan 13: 1-2, 17-33, 14:1-10
Role play diiringi musik  film ‘Mission Impossible’. Pakai kostum dan berperan sebagai Musa, Yosua, Kaleb, dan pengintai dengan gaya detektif masa kini.
(Naskah diambil dari buku, hal.121-123)



Dari ke-12 pengintai, hanya Yosua dan Kaleb yang percaya bahwa Tuhan mampu menolong mereka merebut  tanah perjanjian.

πŸƒπŸ’ͺPRACTICE

Games : Distraction
Lakukan gerakan yang disebut dalam kartu (lihat buku, hal.125). Saat  kamu lakukan, guru kadang-kadang  mengingatkan apa yang harus dilakukan, tetapi juga mengalihkan perhatian. Tetaplah teguh!
Plan to stand
Diskusikan kartu ayat (lihat buku, hal. 126)

🎼🎸RALLY :

Stand firm when life changes
Stand firm through the ups and dowm
Stand firm for you know that God is in control
The storm of life  will push and pull
But we are standing on the Rock that never rolls
The storm of life  will push and pull
We will  keep standing. God is in control

....lagu Stand Firm theme Song Bible Quest Daniel


πŸ‘£ Step by Step:

- Dimulai dengan Warm Up 10-20Menit. 
- Doa Pembuka
- Masuk ke Power Up 20-30Menit
- Lakukan Practice 20-30Menit
- Tutup dengan Rally dan Doa Makan dan Pulang.

πŸ”ŽProyek Ketaatan: 

-

πŸ†Tugas Orangtua :

Papa, mama, baca artikel di bawah ini.  Bagian manakah yang akan papa dan mama lakukan dalam mendampingi anak pada masa yang sulit ?

Tough Times, Tough Questions
Tentunya kita ingin anak-anak melalui masa kanak-kanak mereka tanpa luka secara emosional akibat dari peristiwa atau pengalaman yang menyakitkan. Namun, bagaimana pun kita berusaha menghindarinya, tetap saja ada peristiwa menyakitkan yang tidak terhindarkan. Misalnya saja, kematian anggota keluarga, perpisahan     de-ngan teman, atau pun hal lain yang mungkin saja terjadi. Pengalaman-pengalaman kehilangan akan               menimbulkan pertanyaan yang mungkin tidak mudah untuk dijawab. Kita pun, mungkin tidak terbiasa    membicarakan hal yang menyakitkan demi untuk melindungi dampaknya pada anak. Namun, hal itu tidak sehat!   Ketika hal yang buruk atau menyakitkan itu datang, kita harus menghadapinya, berikut dengan segala       pertanyaan sulit yang muncul tentang hal itu.
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat menolong kita, orangtua, untuk berbicara dengan anak tentang per-tanyaan yang sulit dan hal-hal yang menyakitkan :
 Sadarilah bahwa merasa sedih dan berduka adalah reaksi alami ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu. Adalah wajar ketika anak sedih ketika mendapat nilai atau gagal di sekolahnya. Kita tidak perlu me-nyangkal apa yang sesungguhnya kita dan anak rasakan. Ajari anak untuk dengan jujur mau  membicarakannya, sehingga kemudian dapat memahami, menerima dan akhirnya mampu beradaptasi dengan keadaan yang baru saat ini.
 Ajari anak bagaimana mengatasinya. Berilah teladan. Kata-kata jujur yang kita ucapkan akan menjadi contoh bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
 Dengarkan apa yang anak katakan. Jangan cepat-cepat mengoreksi atau memberi   penjelasan. Dengarkanlah!
 Kenali perasaan anak dan terimalah perasaannya. “Sepertinya, kamu marah,ya, ...Mama mengerti…”
 Beri anak pengertian bahwa  tidak apa-apa menangis, mengekspresikan rasa marah, takut,  atau sedih. Bahkan, anak boleh mengekspresikan perasaannya kepada Tuhan.
 Tugas kita, orangtua, adalah menolong anak melalui pengalaman yang menyakitkan itu. Kita percaya bahwa Tuhan bekerja melalui berbagai masalah, kesakitan, dan kesulitan untuk kebaikan kita (Roma 8:28).

Masa-masa yang sulit akan datang. Namun, hadapilah dan ajak anak untuk dengan cara yang tepat mengungkapkan apa yang benar-benar dia rasakan. Ungkapkan  pertanyaan-pertanyaan yang membuka pintu kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya. Dampingi dan berada bersamanya di waktu-waktu yang sulit.
 Diambil dari: Raising Up Spiritual Champions, hal 131-132





Comments